Baca lainnya : |
AWALI DENGAN INDAH
Pada hari Senin malam, saya makan malam di FJ bersama dengan salah seorang teman (saya memanggilnya kakak). Malam itu kami baru pulang kuliah pukul 19.00 Wib, dan kami punya pertemuan pada pukul 20.00. Saya berencana untuk pergi mengambil uang malam itu setelah kami selesai makan, dan kakak saya ini berencana untuk pergi ke Staples (tempat fotocopy). Rencananya kami akan pergi ke dua tempat ini bersama. Namun, karena waktu sudah hampir menunjukan pukul 19.30, saya meminta kepada beliau agar tidak usah pergi ke steples. Alasannya adalah adalah karena staples terlalu jauh dan waktu sudah sangat sedikit dan sebentar lagi juga pertemuan akan dimulai. Selain itu, saya juga takut keluar jauh-jauh pada malam hari berhubung karena kami berdua adalah perempuan. Tapi kakak saya ini tetap bersikeras untuk pergi ke steples setelah mengantar saya mengambil uang. Saya tidak setuju karena saya termasuk tipe orang yang tidak suka terlambat. Akhirnya, kami berdebat selama kurang lebih 15 menit. Tidak ada yang mau mengalah. Saya berusaha memberi dia pengertian, saya bahkan menawarkan untuk menemani dia besok setelah makan siang tapi tetap saja beliau tidak mau. Setelah capek berdebat, saya akhirnya mengalah. Namun, walaupun akhirnya saya mengalah, tetap saja kami telah mengawali rencana kami dengan seuatu yang buruk. Dan hasilnya? Ketika kami sampai di ATM, ternyata ATM nya rusak. Lalu kami pindah ke ATM lain, tetapi uang di mesin ATM nya habis, sedangkan waktu sudah menunjukan hampir pukul 20.00. Ketika saya hendak berjalan menuju staples, kakak saya ini akhirnya mencegah saya dan berkata, “waktunya sudah sangat sedikit kita langsung pulang saja”. Akhirnya kami pulang dan di sepanjang perjalanan kami saling meminta maaf dan akhirnya berefleksi dari apa yang baru saja kami alami.
Amsal 17:14 berkata bahwa “Memulai pertengkaran adalah seperti membuka jalan air; jadi undurlah sebelum perbantahan mulai. Dan Filipi 2:4 berkata , “Janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga”. Seringkali dalam kehidupan ini, ketika kita hendak melakukan sesuatu kita melakukannya dengan berat hati. Dari pengalaman ini saya belajar bahwa ketika memulai sesuatu dengan tidak baik maka hasil akhirnya pun tidak akan baik. Amsal mengingatkan saya untuk tidak seharusnya memulai perbantahan dengan kakak saya, dan Rasul Paulus dalam Filipi 2:4 mengingatkan saya untuk tidak egois dengan hanya mementingkan kepentingan pribadi saya. Seandainya saja saya sudah mengalah terlebih dahulu maka sebenarnya kami masih sempat untuk pergi ke steples. Namun, saya terlalu egois dan terlalu memaksakan kehendak. Walaupun pada akhirnya saya mengalah tapi semua itu sudah terlambat. Untuk itu, hal yang dapat diambil dari pengalaman kali ini: 1. Awalilah segala sesuatu dengan baik yaitu dengan hati sukacita bukan hati yang bersungut-sungut. 2. Jangan egois. Perhatikanlah kepentingan orang lain yang ada di sekitarmu, seperti yang dikatakan Rasul Paulus dalam Filipi 2:4. by Eva |