KRISTUS SEBAGAI ANAK ALLAH DAN ANAK MANUSIA by Acep
Yesus Kristus mempunyai dua sifat yang nyata tetapi satu pribadi. Yesus Kristus adalah Anak Allah dan Anak Manusia. Di dalam alkitab terdapat berbagai ayat yang menyatakan bahwa Yesus Kristus lahir sebagai Manusia dan juga sebagai Anak Allah. Hal ini jika dipelajari sejenak merupakan dua hal yang berlawanan. Bagaimana seseorang bisa memiliki dua kepribadian yaitu sebagai manusia dan Anak Allah. Banyak orang-orang yang tidak percaya Kristus menjadikan hal ini menjadi senjata utama untuk menyerang kebenaran alkitab. Itulah kebenaran yang diungkapkan Alkitab. Mempelajari kebenaran Alkitab bahwa Kristus sebagai manusia dan Anak Allah merupakan hal yang perlu dipergumulkan karena dapat memunculkan berbagai pertanyaan-pertanyaan yang menggoncangkan iman kita. Oleh karena itu, dalam paper ini saya akan membahas mengenai kebenaran bahwa Kristus sebagai Anak Manusia dan Anak Allah.
Di dalam Alkitab dicatat berbagai hal-hal yang dikerjakan oleh Yesus Kristus yang tidak sewajarnya dapat dilakukan oleh manusia biasa. Yesus Kristus selama hidupnya banyak melakukan mujizat-mujizat diantaranya membangkitkan orang mati, menyembuhkan penyakit, berjalan di atas air, dan banyak hal lainnya. Namun satu mujizat dari berbagai mujizat yang dikerjakan Yesus Kristus yang tidak terdapat dalam perjanjian lama adalah menyembuhkan orang buta. Menyembuhkan orang buta merupakan Mujizat-mujizat yang dilakukan Yesus Kristus sangatlah menunjukkan sifat ke-Allahannya. “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi aku telah ada” (Yohanes 8:57-58). Ayat ini sangat menekankan sifat keilahian Kristus sendiri. Allah ingin menyampaikan kepada pada orang Yahudi yang bertanya kepadanya saat itu bahwa keberadaanNya kekal dan mutlak dari diriNya sendiri.
Dalam buku Teologi Sistematika “Doktrin Kristus” (Louis, 2008) menyatakan dengan jelas bukti-bukti Alkitab tentang keilahian Kristus, yaitu :
1. Dalam perjanjian lama. Sebagian orang telah menunjukkan kecenderungan untuk menyangkal bahwa Perjanjian Lama berisi nubuatan tentang Mesias Ilahi, tetapi sesungguhnya penyangkalan ini tidak dapat diterima berdasarkan ayat-ayat berikut : Mazmur 2:6-12 (Ibrani1:5); 45:6,7 (Ibrani 1:8,9); 110:1 (Ibrani 1:13); Yesaya 9:6; Yeremia 23:6; Daniel 7:13; Mikha 5:2; Zakharia 13:7; Maleakhi 3:1.
2. Dalam Surat-surat Paulus dan tulisan Yohanes. Sangat tak mungkin berkata bahwa Paulus dan Yohanes tidak mengajarkan keilahian Kristus. Dalam injil Yohanes pandangan yang paling dimuliakan tentang pribadi Kristus dapat kita temukan, seperti yang terlihat dalam ayat-ayat berikut : Yohanes 1:1-3,14,18; 2:24,25; 3:16-18,35,36; 4:14,15; 5:18,20,21,22,25-27; 11:41-44; 20:28; I Yohanes 1:3, 2:23; 4:14-15; 5:5,10-13,20. Pandangan yang sama dapat juga kita temukan dalam surat-surat Paulus dan juga dalam surat Ibrani, Roma 1:;7; 9:5; I Korintus 1:1-3; 2:8; II Korintus 5:10; Galatia 2:20; 4:4; Filipi 2:6; Kolose 2:9; I Timotius 3:16; Ibrani 1:1-3,5-8, dan sebagainya.
3. Dalam injil Sinoptik. Kristus adalah pribadi supranatural sepenuhnya, Anak Manusia dan Anak Allah. Sifat dan dan karya-Nya membenarkan klaim-Nya itu. Kita sungguh-sungguh memperhatikan ayat-ayat berikut: Matius 5:17; 11:1-6,27; 14:33; 16:16,17; 28:18; 25:31; Markus 8:38, dan banyak lagi ayat-ayat yang sama atau paralel-Nya.
4. Dalam kesadaran diri Yesus sendiri. Pada akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk kembali pada kesadaran diri Yesus, dan menyangkal bahwa Ia sadar diri-Nya sebagai Mesias atau Anak Allah. Sesungguhnya tidaklah mungkin bagi kita untuk memiliki pengetahuan apapun tentang kesadaran diri Yesus, kecuali melalui Firman-Nya, sebagaimana dicatat dalam Injil; dan selalu mungkin untuk menyangkali bahwa semuanya menyatakan pikiran Yesus.
Kehidupan Kristus sungguh menunjukkan keilahian-Nya. Dalam Daniel 7:13-14 menyatakan bahwa : 13Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya.14Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah. Dalam hal ini secara jelas dinyatakan bahwa Anak Manusia berasal dari surga, serta Ia lanjut usia yang artinya Kekal.
Bagi kita, amatlah penting bahwa Dia yang akan menjadi pengantara kita, adalah Allah sejati dan manusia sejati (Calvin, 2008, p.111). Akibat kejatuhan manusia dalam dosa, maka tak ada yang menjadi pendamai dan pemulih relasi manusia dengan Allah kecuali dia yang mampu naik sampai ke hadapan-Nya. Siapakah yang dapat naik sampai ke hadapan-Nya? tidak ada satu orang manusia yang mampu melakukan hal tersebut. Maka, Anak Allah harus menjadi manusia untuk menjadi pendamai dan pengantara antara manusia dengan Allah.
Rasul Yohanes sebanyak lima kali menyebut Yesus sebagai Anak Tunggal Bapa salah satunya terdapat dalam Yohanes 1:18, yang mengatakan bahwa “Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya”. Dalam ayat ini sangatlah jelas menyatakan bahwa kedatangan Yesus Kristus di dunia ini adalah sebagai Anak Allah. Selain itu, di dalam kitab Wahyu, beberapa kali Yesus dikatakan sebagai 'Alpha' dan 'Omega' (Wahyu 22:13) yang merupakan suatu nama Ilahi yang hanya boleh dikenakan bagi Allah sendiri.
Yesus Kristus adalah Anak Manusia. Yesus memiliki sifat sejati insani. Hal ini mengungkapkan bahwa Yesus memiliki segala unsur manusiawi, baik tubuh jasmani yang dapat dilihat dan dijamah maupun jiwa dengan segala dimensinya, seperti: pengetahuan, akal budi, emosi, dan kehendak. Yesus sebagaimana manusia pada umumnya, juga mengalami fase-fase pertumbuhan fisik, mental, intelek, kesadaran sosial, dan sebagainya sejak bayi, masa kanak-kanak, remaja, pemuda hingga dewasa. Yesus Kristus bahkan dilahirkan dari perawan maria. Tidak ada cara lain untuk melahirkan Yesus Kristus sebagai manusia dan Anak Allah selain dikandung dari perawan Maria. Yesus sebagai manusia, Ia dilahirkan layaknya sebagai manusia biasa. Lahir dari manusia yang berdosa. Yesus sebagai anak Allah, Ia dilahirkan bukan dari hasil hubungan seks dari manusia melainkan dikandung dari Roh Kudus.
Apakah Yesus memiliki natur dosa?. Pertanyaan ini kerap sekali dipertanyakan dalam iman Kristen. Yesus dilahirkan dari manusia yang memiliki natur dosa, oleh karena itu Yesus juga pasti memiliki natur keberdosaan. Pernyataan tersebut tidaklah benar, karena bagaimana mungkin Yesus Kristus disebut sebagai anak Allah jika Ia memiliki natur keberdosaan. Penafsiran-penafsiran yang seperti ini merupakan penafsiran yang salah. Yesus Kristus tidak memiliki natur dosa seperti yang dimiliki manusia. Meskipun Yesus dilahirkan sama seperti manusia, namun Ia dilahirkan dan dikandung dari Roh Kudus. Hal inilah yang menunjukkatn bahwa sebenarnya Yesus Kristus tidak memiliki natur dosa.
Jika Yesus Kristus adalah Anak Allah maka tidak seharusnya Ia dibaptis oleh manusia yaitu Yohanes Pembaptis. Jika sejenak dipikirkan maka pernyataan di atas ada benarnya. Namun jika kita membaca Alkitab Matius 3:13-17 dengan baik maka sebenarnya Yohanes Pembaptis membaptis Yesus karena kehendak Allah sendiri. Matius 3:14, Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanes pun menuruti-Nya. Yesus dibaptis bukan karena Yesus berdosa dan membutuhkan pertobatan. Yesus dibabtis karena pertama, sebagai tanda pengidentifikasian-Nya dengan orang berdosa. Yesus tidak berdosa tetapi Ia datang untuk menjadi Juruselamat orang berdosa. Untuk itu Ia perlu menempatkan diri-Nya di posisi orang berdosa. Ia dibaptis untuk mewakili orang berdosa. Melalui baptisan Yesus kita beroleh jaminan sekaligus teladan. Jaminan bahwa Yesus sungguh datang dari Allah dan telah menyetarakan diri dengan manusia agar dapat menjadi juruselamat yang sejati. Teladan bahwa kita memiliki Tuhan yang taat kepada Allah dank arena itu kita pun harus taat kepada Allah.
Secara logika, tidak mungkin Yesus Kristus sebagai Allah dapat dicobai oleh iblis. Namun, itulah yang dialami Yesus Kristus sebagai manusia. Pencobaan yang dialami Yesus ditujukan pada keadaan-Nya sebagai manusia. Dalam Yakobus 1:13 menyatakan bahwa “Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata:”Pencobaan ini datang dari Allah!” Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. Yesus sebagai manusia tidak luput dari pencobaan, akan tetapi yang membedakan Kristus dan Adam adalah Adam jatuh dalam dosa sedangkan Kristus tidak jatuh dalam dosa karena Ia adalah Allah sendiri.
Mengenal Kristus sebagai Anak Allah dan Anak Manusia merupakan hal yang sangat terpenting dalam iman Kristen. Kita harus mengenal Kristus yang sejati. Terkadang bahkan sering pertanyaan-pertanyaan seputar kepribadian Kristus sebagai Anak Allah dan Anak Manusia membuat iman kita goyah, karena memang sangat sulit untuk memahami hal tersebut. Sebagai seorang guru Kristen bagaimana menanggapi hal dengan penuh iman. Mengajarkan murid-murid tentang kepribadian Kristus sebagai penyelamat umat manusia.